Takkan Memiliki | Kumpulan Cerpen

Hai sobat esswe kali ini saya akan posting cerpen dari sobat FB karya  Jinara.
Ok langsung saja ya? upzt lupa oiya judulnya "Takkan Memiliki"

Ok simak baik-baik ya cerpennya.
***
Bagaimana rasanya menyukai seseorang yang sudah punya pacar?? Sakit!! Tentu aja, sekeras apapun berusaha buat terus tersenyum rasa nyeseknya pasti bakal kerasa , itulah yang sekarang lagi dialami cewek manis bernama Ara .
tak kan memilikiSetelah mengungkapkan perasaannya kepada atasan tempat ia bekerja yang ternyata sudah memiliki pacar , ia akhirnya terdiam disini. Tangannya menggenggam erat handphone kesayangannya menatap sebuah foto yang ia dapat dari akun media sosial lelaki yang udah tanpa sengaja menyakiti hatinya.
"Heeuuh." Ia menghela nafas dalam, sebenarnya ia gak pernah menyangka perasaannya akan sedalam ini. Dari awal ia sudah mempersiapkan hatinya agar tak berantakan, namun ternyata hati tak pernah berbohong, sekuat apapun ia berusaha tegar tapi akhirnya rasa sesak itu terus menerus mengusik dalam relung hatinya.
"Sorry?" ia menoleh, mendapati sosok lelaki yang telah menghancurkan hatinya berdiri disampingnya.
"Ga apa - apa mas, Ara ngungkapin biar perasaan Ara lebih lega aja kok." Ara berusaha tersenyum kecil, kemudian memasukan handphonenya kesaku kemejanya.
"Sini duduk Mas Yos." Ara menepuk tempat kosong disampingnya . Yosua menghampirinya kemudian menempatkan diri disamping Ara. Tak bisa dipungkiri Yosua juga menyukai perempuan disampingnya, namun hanya sebagai teman tidak lebih dan sekarang ia merasa bersalah pada Ara.
"Aku mau kita tetap berteman seperti biasa ya?" Ara tersenyum kecil kemudian mengangguk pelan.
"Tenang aja mas, kita tetep bertemen seperti biasa kok. Kita tetep kaya dulu." Yosua menghela nafas lega.
"Jadi semua status di BBM kamu itu buat aku???" Ara terkekeh kemudian mengangguk pelan membuat Yosua tertawa.
"Iiih mas, jangan ngetawain !! Maluu...." Ara menutup wajahnya dengan kedua tangannya membuat tawa Yosua semakin kencang.
"Kamu bener-bener kocak Ra ." Ara membuka lengan yang menutupi wajahnya kemudian menatap dalam manik mata lelaki tampan dihadapannya.
"Aku kan memang kocak mas " Ara tertawa renyah, mencoba menyembunyikan rasa sakit yang kini sedang dirasakannya.
"Kamu lebih pantas jadi pelawak." Ara memanyunkan bibirnya kemudian berkata pelan.
"Hiiss bukannya mas bilang Ara lebih pantes jadi paranormal ?" Yosua lagi-lagi tertawa kencang mendengar jawaban Ara, perlahan ada rasa kagum yang menelusup dalam dadanya kepada perempuan dihadapannya, ia tak menyangka seorang Ara berani mengungkapkan perasaannya.
"Aku salut sama kamu Ra , gak ada perempuan yang berani kaya kamu. " Ara lagi-lagi tersenyum kecil.
"Aku cuma gak mau mendem.perasaan aku aja Mas."
"Sekali lagi, sorry ya Ra?" Ara menatap Yosua dalam kemudian tertawa renyah berusaha meyakinkan lelaki dihadapannya bahwa ia benar-benar baik-baik saja.
"Gak apa-apa mas, tenang aja."
"Hemp.. kalo gitu aku kedalam dulu ya?? Meeting udah mau dimulai." Yosua menepuk pelan pundak Ara kemudian berlalu pergi .
Ara terdiam, menatap nanar punggung yang semakin menjauh dan akhirnya menghilang dalam pandangannya.
Tanpa disadari, air mata menetes melalui kedua pipinya.
"Aku benar-benar gak nyangka rasanya bakal sesakit ini Mas Yos."
-oOo-
Bukankah kita memang tidak bisa memilih kepada siapa kita menaruh hati????
Ara masih menangkupkan wajah diantara kedua kakinya. Kedatangan Yosua yang menghampirinya tadi benar-benar membuat rasa sesaknya semakin bertambah. Rasa bersalah yang ditunjukan oleh lelaki pemilik senyuman manis itu benar-benar membuat hati Ara semakin bimbang. Aahh seharusnya lelaki itu gak menghampirinya tadi, bukannya biasanya setelah lelaki menolak wanita mereka cenderung akan berusaha buat menjauh???? Tapi kenapa Yosua malah sengaja datang dan menunjukan tatapan bersalah itu padanya???
"Aaarrggghh!!! Sial, sial!!!" Ara menghentakan kedua kakinya kesal.. tangannya langsung menekan dadanya dengan kuat, sesak.... cuma rasa sesak yang Ara rasain sekarang .
"Ara !!!" Ara menoleh dilihatnya Eva , sahabatnya dikantor berlari kecil menghampirinya.
Eva terperangah gak percaya, pemandangan dihadapannya benar-benar mengkhawatirkan. Kedua mata Ara yang terlihat sembap, rambutnya yang dikuncir kuda sedikit berantakan, Eva yakin sahabatnya ini lagi berada dalam masa yang sulit.
"Lu gak apa-apa kan Ra ?" Ara cuma mengangguk pelan, kemudian dengan cepat menarik Eva kedalam pelukannya air mata yang daritadi Ara tahan akhirnya tumpah juga, Eva hanya terdiam tapi kemudian ia usap rambut Ara pelan mencoba memberi kekuatan pada sosok yang lagi lemah didekapannya.
"Cepetan selesaiin tangis lu, Pak Key nunggu kita diruang meeting." Ara mengangguk pelan kemudian dengan cepat menghapus air matanya dan membuka ikatan dirambutnya membiarkan rambut hitam itu terurai menutupi sebagian wajahnya.
-oOo-
Ruang meeting udah mulai penuh sama semua HOA , ASPH dan SPG tempat Ara kerja, Ara perlahan mengucapkan permintaan maaf karena keterlambatannya, semua mata beralih memandang kearahnya dan sialnyaaaa.....rambu­t Ara yang sengaja dibiarin terurai sama sekali gak bisa menutupi wajah berantakan dibaliknya. Mas Walid , atasan sekaligus teman kostan Yosua yang tahu semua cerita Ara dan Yosua hanya bisa menatap iba pada sosok yang kini telah duduk ditempatnya.
"Si Ara gak kenapa-kenapa kan?" Walid berbisik pelan kearah Eva , Eva cuma mengangkat kedua pundaknya kemudian balik mendengarkan penjelasan Pak Alan ketua RSM ditempatnya kerja dan bisa dipastiin Ara sama sekali gak bisa menangkap dengan jelas apa yang sedang dibicarakan oleh Pak Alan yang ia pikirkan saat ini cuma gimana caranya ngilangin rasa sesak yang daritadi bergemuruh dalam hatinya.
"Ra!!!" Ara terlompat kaget dari bangkunya, pandangannya langsung berkeliling kesetiap sudut ruangan, ya Ampun??? Ruangan kosong?? Memangnya berapa lama dia ngelamun?? Dan sekarang dia malah ditinggalin berdua sama Yosua diruangan meeting.
"Eh, pada kemana yah mas???" Yosua cuma tersenyum lalu menggeleng pelan ngeliat tingkah cewe didepannya.
"Meetingnya kan udah selesai dari tadi toh Ra, kamu ngelamun mulu." Ara ketawa canggung, iihh bahkan disaat sakit hati kaya gini tetep aja Yosua keliatan ganteng banget dimatanya.. iiihhh Ara, inget deh dia tuh pacar orang!! Ara menggeleng kencang nyadarin apa yang ada dalam pikirannya membuat Yosua menatap aneh kearahnya.
"Kenapa Ra???" Ara lagi-lagi bertingkah aneh didepan Yosua membuat semburat merah langsung keluar dari kedua pipi chubbynya.
"Eh gapapa mas, Ara nyusul teh Eva dulu deh." Ara langsung ambil langkah seribu buat menghindar dari rasa malunya dan Yosua cuma geleng-geleng sambil cekikikan liat Ara yang salah tingkah didepannya.
-oOo-
Ara menjatuhkan tubuhnya kasar ke ranjang kesayangannya. Ia pejamkan sekejap matanya kemudian mengambil hp dari saku celananya. Ini udah minggu kedua sejak kejadian penolakan itu , dan sampai saat ini pikiran dan hati Ara masih aja dipenuhi sama Yosua, HOA pemilik senyuman manis itu ..
"Ya Allah, bisa ga? Kaliii ini aja, biarin Ara lupain dia. Peliiisss." Ara mengusap kasar wajahnya, perlahan ia buka gallery hpnya . tangannya dengan cepat bergerak dan berhenti pada sebuah foto yang memang sengaja Ara ambil dari akun linenya Yosua. Aaahhh senyuman ini, senyuman ini yang pertama kali ngebuat Ara jatuh hati.
"Mas Yos!! Nyebelin ." Ara berdialog sendiri sambil mengusap pelan wajah dalam foto dihpnya, rasa sesak lagi - lagi kembali menyergap kalau saja Ara gak cepat-cepat mematikan ponselnya bisa dipastiin ia akan menangis saat itu juga.
"Heeeuuuhhh..." Ara menghela nafas kasar, menarik guling kesayangannya dan membenamkan kepalanya disana, dengan segera ingatan tentang pertemuan pertamanya dengan Yosua berkelebat, Ara inget banget gimana seorang Yosua yang berasal dari Jawa ngomong pakai bahasa sunda . Ia juga ingat waktu Yosua tersenyum renyah pas menyadari logat bicaranya kedengeran aneh . Ara melempar gulingnya kesal, udah jam 10 malam dan matanya belum juga bisa diajak kompromi .
"Ayo dong merem Ra, tidur!!! Besok juga lu pasti lupa deh sama perasaan lu ke dia." Ara kembali mengambil guling yang tadi dilemparnya kasar kemudian berusaha keras memejamkan matanya hingga akhirnya ia terlelap.
-oOo-
Kkkkrrriiinnnnggg...­.. bunyi jam beker disamping tempat tidurnya benar-benar membuat sakit telinga . Ara membuka matanya perlahan melirik sekilas jam bekernya, masih pukul 7 pagi . Aaiiisshh bahkan Ara bener-bener males buat berangkat kantor hari ini.
Dddrrrrtttt......ddd­rrrrttt
Ponsel disamping bantalnya bergetar, dengan segera tangannya terulur mengambil benda kotak berwarna biru itu dari sana, tangannya bergerak lincah membuka pesan broadcast dari Pak Key atasan tempat Ara bekerja.
1 message received
Dede, Eva, Ara hari ini kalian blitz bareng HOA ya??? Jangan lupa pasang poster sama spanduk di retail retail pinggir jalan raya besar ya??? Thx ya.
Ara mendesah kesal. Jalan bareng HoA???? Itu artinya?? Ya Allah cobaan apalagi sih ini????
1 Message Send
Teh Eva... jangan biarin Ara semobil sama Mas Yos ya??
Setelah pesan itu sukses terkirim ia dengan segera menyambar handuknya dan bergegas mandi..berharap hari ini keadaan berpihak pada suasana hatinya.
-oOo-
"Eehhmm baiklah kita bagi team, Eva sama Pak Syahril , Dede, Yani sama Yosua terus terakhir Ara sama Walid ." Ara menghela nafas lega.. beruntung banget tanpa sengaja Pak Alan gak menyatukannya sama Yosua , namun semua itu gak bertahan lama waktu Ara liat Walid dan Yosua lagi bicara empat mata , Ara berusaha mendekat kemudian memasang kedua telinganya, fokus menguping obrolan kedua HOA muda didepannya.
"Aku gak mungkin berdua aja sama Ara Yos, gimana kalo kamu sama Dede satu mobil sama kita?? Terus Yani satu mobil sama Eva sama Pak Syahril. 2 mobil lebih efisien bro." Ara membelalakan mata dengan sempurna, Mas Walid pasti sengaja ngelakuin rencana busuk ini.
"Mas Walid, bukannya mendingan 3 mobil ya biar lebih cepet ?" Ara berusaha memberi isyarat kepada Walid , tapi cowok jangkung itu malah tersenyum jahil kearahnya.
"engga Ra, menurutku 2 mobil lebih efisien kok, udah deh kita loading barang aja yuk ." Ara menatap Walid gak percaya, cowok ini memang benar-benar menyebalkan.
-oOo-
Suasana didalam mobil benar-benar hening, hanya sedikit gurauan dari Dede yang perlahan mulai mencairkan suasana tapi Ara sama sekali gak terpengaruh, ia cuma tersenyum kecil untuk menghargai Dede yang notabene adalah seniornya.
"Eh dipuncak gini enaknya nyewa Villa lagi..." Dede ketawa keras kemudian disusul sama Walid dan Yosua, iisshh ini nih yang Ara gak suka, Dede adalah gadis dewasa yang kadang suka nyelipin unsur dewasa didalam candaannya dan bisa dipastiin kedua cowok itu malah asyik menjawab candaan Dede ngebuat Ara cuma bisa senyum kecut mendengar jawaban mereka.
Ya Allah, bisa gak waktunya dipercepat aja ? Batinnya berteriak.
-oOo-
Dede dan Yosua mulai keliatan dekat satu sama lain mungkin memang Dede mempunyai daya tarik sendiri kalau dibanding Ara, Ara hanya mendengus kesal sesekali Walid mengusap pundak Ara untuk menenangkan emosinya. Seperti saat ini, mereka sampai di rest area , Dede dengan cepat merebahkan tubuhnya dan Yosua yang memang daritadi kebagian menyetir mobil dengan cepat mengambil tempat disamping Dede membuat hati Ara panas gak terkira. Ara akhirnya mengambil tempat sedikit jauh dari Walid, Dede dan Yosua, melihat pemandangan puncak didepannya seenggaknya ngebuat hati Ara sedikit lebih tenang, walaupun sesekali ia nengok kebelakang melihat kedekatan Dede dan Yosua.
"Duduk sini, ngapain jauh-jauh!" Walid menepuk kursi disampingnya, Ara cuma senyum kemudian mengambil tempat disamping Walid.
"Kamu gapapa toh Ra?" Ara cuma tersenyum.kecut menjawab pertanyaan dari Walid.
"Aku gak nyangka loh Ra kejadiannya bakal kaya gini, maaf ya?? Aku cuma pengen bikin kamu tetap dekat sama Yosua." Walid mengusap pelan puncak kepala Ara, Ara cuma mengangguk kemudian membenamkan wajah diantara kedua tangannya sakit!!! Gak tau kenapa melihat kedekatan Dede dan Yosua benar-benar membuat hatinya terasa sesak, perlahan ia merasa air matanya ingin melesak keluar.
"Oya mas, kunci mobil dimana ya ?"
"Eh? Kayanya ada di Yosua deh." Ara segera beranjak kemudian menghampiri Yosua yang akan terlelap.
"Mas Yos maaf, ara pinjem kunci mobil dong?" Yosua mengambil kunci mobil disakunya kemudian kembali terlelap tanpa menyadari cewek disampingnya lagi berusaha mati-matian menahan tangisnya.
Ara mempercepat langkahnya menuju mobil Walid, dengan gerakan cepat ia membuka dan kembali mengunci semua pintu mobil gak perlu menunggu waktu lama air matanya segera mengalir dikedua pipinya perlahan ia mulai terisak tangannya sibuk mengambil tissue dibangku depan sampai akhirnya ketukan dipintu mobil menghentikan isakannya. Ara melirik kearah kaca, ia melihat Walid memberinya isyarat untuk membuka pintunya.
"Kamu gapapa?" Walid dengan cepat bertanya waktu dilihatnya wajah Ara kelihatan berantakan. Matanya seketika sembap dan hidungnya memerah.
"Iya gapapa mas." Dengan cepat Walid menepuk pundak Ara dan mengusap puncak kepala Ara pelan membuat air mata Ara kembali mengalir melalui kedua pipinya.
"Ara bener-bener gak bisa lupain perasaan Ara mas, pliiis bantu Ara lupain perasaan ini. Ini nyiksa Ara banget."
-oOo-
Kejadian dipuncak kemarin bener-bener menikam tepat dijantung Ara, bahkan sampai sekarang bayangan Yosua dan Dede tidur sebelahan masih sering berkelebat didalam pikirannya, Ara memutuskan buat membuka pesan BBMnya terdahulu sama Yosua, ia tersenyum sendiri terutama pada pesan waktu Ara ngungkapin semua perasaannya sama Yosua, namun aktifitasnya terhenti saat nama Eva tertera dilayar ponselnya dan tangannya bergerak cepat menekan tombol.hijau dari sana.
"Hallo kenapa teh???"
"............"
"Masa sih Pak Key bilang gitu???"
"............"
"Yaudah gimana kalo kita ngobrol sama Mas Walid aja soal masalah ini??"
"............."
"Eemmmp, besok aja teh. Besok kan kita libur tuh?"
"............"
"Yauda entar kabarin lagi aja yah teh mau ketemuan dimana???"
Ara langsung menatap datar layar ponselnya waktu Eva memutuskan panggilannya. Ia menghela nafas kasar berusaha sebisa mungkin agar hatinya bisa berkompromi dengan keadaannya kali ini.
"Peliiiss, sembuh dong hati gua."
-oOo-
Dering handphone Ara berbunyi dengan sangat nyaring membuat cewek bertubuh mungil itu terpaksa terbangun dari tidur cantiknya.
"Pagi-pagi gini siapa yang ganggu tidur cantik gua sih???" Ara menggerutu sebal namun akhirnya mengambil hapenya yang tergeletak indah dimeja belajarnya.
"Apa teh????
"............"
"Siang ini???? Di J'Co??? Yauda iyaaa teh."
Ara segera memutuskan panggilannya, berniat akan kembali kealam mimpi namun sebuah pesan BBM terlebih dulu masuk ke handphonenya.
Walid Feriyadno
Ra siang ini di J'Co, aku sama Yosua ya??
Mata Ara yang tadi hampir aja ketutup malah sekarang serasa mau meloncat keluar waktu baca pesan BBM dari Walid.
Sama Mas Yos???? Ara ngerasa kaya dapet durian runtuh, pergi keluar sama Yosua diluar jam kantor sama aja seperti mimpi buat Ara.
Haduuuhh bahkan rasa ngantuknya tiba tiba hilang karena 1 pesan bbm dari Walid, cuma 1 kalimat mendadak bikin ara gugup.
"Aaiihh gua kalo gugup suka mules lagi." Perlahan Ara beranjak dari kasurnya, menyambar handuk yang tergeletak indah dimeja belajarnya kemudian berjalan pelan kearah kamar mandi.
-oOo-
J'Co, Cibinong City Mall 13.00
Ara dan Eva sampai di J'Co, mata mereka berkeliling ke setiap sudut ruangan berharap menemukan sosok berkacamata itu disana. Pandangan Ara berhenti pada sosok yang sedang asyik ngobrol sama temen didepannya.
"Noh kayanya mas Walid deh." Ara menunjuk kearah utara, mata Eva mengikuti arah yang ditunjukan oleh Ara, seketika senyumnya mengembang dan ia segera menarik Ara menghampiri mereka.
"Halooo..." Eva melambaikan tangannya kearah mereka dan langsung disambut oleh senyuman dari mereka berdua. Beda sama Ara, cewe itu cuma mematung ditempat, Ara benar-benar ngerasa speechles sama dandanan Yosua kali ini.
Dengan kaos oblong warna merah dipaduin sama celana jeans selutut plus sendal jepit yang harganya cuma 8000an Ara bener-bener terpesona. Di tempat semewah Cibinong City Mall, Yosua datang dengan gaya selengeannya ngebuat Ara benar-benar makin cinta, bukannya bikin ilfeel tapi malah bikin makin cinta.
"Wooooyyy!!!" Eva menyenggol pundak ara keras ngebuat Ara terlonjak dari lamunannya.
"Apaan sih teh iih!" Eva terkekeh pelan kemudian membisikan sesuatu yang berhasil ngebuat muka Ara memerah.
"Biasa aja Ra liatinnya, gak usah melongo gitu." Aaiihh bahkan Ara sekarang bener-bener butuh helm buat nutupin mukanya. Tengsin iih.
"Pindah aja Yos." Walid membawa nampan yang berisi minuman dan makanan mereka ke bangku yang diduduki sama Ara dan Eva, Yosua cuma ngangguk pelan dan ngikutin Walid pindah tempat duduk dan duduk di bangku sebelah Ara ngebuat lagi-lagi jantung Ara berdebar gak karuan.
"Lid, kunci mobilmu mana??" Yosua bertanya kepada Walid namun lirikan matanya mengarah kearah Ara ngebuat cewe itu mengkerutkan keningnya heran.
"Buat apa toh Yos?" Walid ikut tersenyum jahil kearah Ara ngebuat Ara makin heran ngeliat tingkah kedua HOA muda didepannya.
"Ini takut si Ara mau nangis Lid." Mata Ara langsung melotot kearah Yosua, cowok itu cuma nyengir kuda gak jelas sambil tetep nunjukin muka jahilnya kearah Ara.
"Jadi mas baca cerita Ara??" Yosua ketawa pelan, Ara memang suka jadiin kisah yang dia alami sama Yosua dalam bentuk fanfiction dan di post di fanpage pribadinya di facebook.
"Salahmu ngeshare link ceritanya di status bbm, yah aku jadi bisa baca." Ara menutup muka dengan kedua tangannya, ini sih bener-bener bikin tengsin.
"Loh emang Mas Yos punya facebook?" Yosua cuma terkikik geli denger pertanyaan Ara.
"Gak perlu log in kan tetep bisa kebuka, mau bukti?" Yosua membuka hapenya, dengan cepat tangannya mengetik layar ponselnya dan.....
"Nara menghempaskan tubuhnya kasar, bla bla bla." Yosua mulai membacakan cerita Ara ngebuat cewek itu jadi mulai salting gak jelas.
"Mas stop iih." Ara mulai memukul pelan lengan Yosua, bukannya berenti cowok itu makin naikin volume suaranya ngebuat muka Ara makin memerah.
"Mas berenti iiih...." Ara terus melayangkan pukulannya ngebuat tawa Yosua malah meledak.
"Okee okee, aku berenti." Eva sama Walid cuma senyum - senyum.gak jelas liat kelakuan 2 anak gila didepan mereka berdua.
-oOo-
Sepulang dari J'Co mereka berempat mutusin buat nongkrong di sempur. Eva sama Ara gak pernah nyangka bakal sedeket ini sama Yosua dan Walid, bahkan dimata Ara sekarang Yosua bener-bener jadi sosok yang menyenangkan. Gayanya yang cuek, sifatnya yang humoris bener-bener buat Ara makin suka.
"Mas Walid." Walid menoleh, Ara berlari kecil menghampiri Walid kemudian menunjukan wajah galaunya.
"Apa toh?"
"Mas Yos kok jadi berubah gitu sih iih?? Bikin Ara makin suka." Ara merengek gak jelas bikin Walid cuma tersenyum kecil nanggepin sikap kekanak-kanakan cewek didepannya.
"Jadikan hal spesial tanpa harus memiliki." Ara cuma mengerutkan keningnya heran namun akhirnya mengerti maksud perkataan Walid.
"Jadi maksudnya ?? Ara anggap aja semua ini kenangan indah sama Mas Yos gitu?" Walid mengangguk mantap kemudian menarik Ara menghampiri Yosua.
"Nah, katanya mau foto bareng?" Ara menatap tajam kearah Walid, cowok jangkung itu cuma nyengir jahil kearahnya.
"Udah sih Ra, duduk aja.. foto bareng." Eva malah ikutan narik Ara duduk disamping Yosua, awalnya malu-malu tapi akhirnya Ara duduk juga disamping Yosua.
"Kita foto bareng yah mas??" Yosua melirik jahil kearah Ara namun akhirnya tersenyum manis kearah kamera.
"Mas Yos." Yosua menoleh, dilihatnya Ara tersenyum kecil kearahnya.
"Makasih mas buat hari ini, sumpah!! Ara bener-bener seneng banget. Mulai sekarang Ara bakal berusaha buat ubah perasaan Ara ke Mas Yos tanpa perlu menghapusnya. Pokoknya Thanks a lot banget mas buat hari ini." Yosua tersenyum kecil kemudian mengangguk pelan.
Yaaah seenggaknya Ara lega dan bakal mencoba buat menikmati setiap momen berharga sama Yosua tanpa harus memilikinya.
‪#‎Tamat‬

baca cerpen lainnya di kumpulan cerpen hanya di Esswe Zone
Takkan Memiliki | Kumpulan Cerpen Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Unknown

No comments:

Post a Comment